Bandung – Tak bisa dipungkiri saat memasuki musim kemarau hutan merupakan kawasan yang rawan terhadap bencana kebakaran hutan.
Sadar akan hal itu, Perhutani KPH Bandung Selatan melakukan berbagai upaya tangkal kebakaran. Diantaranya dengan menggalang aksi multi pihak.
” Untuk gangguan keamanan hutan dimulai pembentukan satgas pengendalian kebakaran hutan. Kita bersama muspika melibatkan LMDH dan satuan-satuan pengedalian kebakaran hutab seperi Tagana, BPBD pecinta alam dan lainnya, ” tutur Nurul Anwar, Wakil Administratur Perhutani KPH Bandung Selatan, di Bandung, Jum’at (10/9/2021).
Luas kawasan hutan Perhutani Bandung Selatan mencapai 55.492 hektar. Dengan kawasan yang luas Perhutani memiliki metode penanganan kebakaran hutan. Salah satunya melalui pembuatan sekat.
” Di kami ada metoda pembuatan sekat. Jadi serasah yang mudah terbakar kita bersihkan dengan jarak 2 meter untuk memutus alur apinya,” ucap Nurul.
Manajemen penanganan kebakaran Perhutani, lanjut Nurul juga turut disosialisasikan ke unsur-unsur terkait.
Tak hanya itu pencegahan juga dilakukan dengan melakukan patroli, penyebaran brosur dan memasang plang himbauan, terutama dititik-titik rawan kebakaran.
Saat ini titik rawan kebakaran diwilayah Perhutani Bandung Selatan terdapat di dua titik, yakni di BKPH Gunung Halu dan Tambak Ruyung Barat.
Optimalisasi penanganan kebakaran juga menggunakan teknologi deteksi dini berbasis android.
“Ada teknologi Lapan Fire Danger. Ini aplikasi di android yang bisa mendeteksi titik api.Api lansung terdeketsi berikut lokasinya,” ungkapnya.
Sejauh ini berkat langkah-langkah yang ditempuh kawasan hutan Perhutani Bandung Selatan relatif kondusif dari bencana kebakaran hutan. (sas)