Penggunaan Teknologi & Aksi Kolaborasi Ampuh Cegah Kebakaran di Kawasan Hutan Perhutani Bandung Selatan

Spread the love

Bandung- infonawacita. or. id-Antisipasi dini melalui teknologi pendeteksi panas dan aksi kolaborasi dilakukan Perhutani KPH Bandung Selatan untuk menanggulangi kebakaran hutan.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) suhu panas yang melanda Indonesia diperkirakan berlangsung hingga Agustus atau September 2024 mendatang.

” Dikawasan hutan Perhutani Bandung Selatan tahun ini tidak terjadi kebakaran. Tahun kemarin pun kebakaran hutan tidak terlalu signifikan hanya terjadi disebagian kecil area hutan, ” kata Junaedi Komandan Regu Polisi Hutan Perhutani Bandung Selatan, kepada wartawan di Bandung, Senin (26/8/2024).

Disebutkan dia, sebelumnya kebakaran hutan di wilayah Perhutani Bandung Selatan masuk dalam strata A.

” Yang terbakar hanya serasah tumbuhan bawah, ” jelasnya.

Kebakaran hutan sendiri terbagi dalam 4 strata. Untuk strata B kebekaran meliputi serasah dan tumbuhan perdu, strata C yang terbakar sampai pada tegakan pohoh tapi tidak menyebabkan kematian. Sedangkan strata D sampai mengakibatkan kematian tegakan.

Luas kawasan Perhutani Bandung Selatan mencapai 52 ribu hektar. Dan area rawan kebakaran hutan terdapat di dua titik yaitu wilayah Rajamandala serta Gunung Halu.

Penggunaan aplikasi deteksi suhu panas serta efektifitas kordinasi dengan berbagai elemen, utamanya masyarakat sekitar menjadi jurus ampuh penanggulangan kebakaran hutan di Perhutani Bandung Selatan.

Disamping bisa memastikan kebakaran atau bukan, melalui aplikasi deteksi suhu panas juga bisa mengetahui sumber suhu panas berada dalam kawasan hutan atau diluar.

” Aplikasi pendeteksi suhu panas sangat membantu Setiap hari kami update deteksi titik panas. Dan monitoring terus dilakukan terutama prioritas di wilayah rawan kebakaran, ” tuturnya.

Disisi lain aksi multi pihak seperti masyarakat sekitar hutan, unsur muspika serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah sangat berperan dalam pencegahan kebakaran hutan.

” Semua terlibat secara aktif. Kami juga membentuk Satgas Damkar Hutla unsurnya Perhutani dan Lembaga Masyarakat Sekitar Hutan, ” bebernya.

Dijelaskan Junaedi, pihaknya menerjunkan para petugas lapangan yang telah memilikii pengetahuan penanggulangan kebakaran serta fasilitas seperti kendaraan yang didesain bisa mengakut air kekawasan hutan, mesin penyemprot serta alat pelindung diri.

” Untuk personil semua sudah terlatih , fasilitas pemadaman juga adaftif dengen medan hutan, ” katanya.

Saat ini Personil yang terlibat aktif dalam penanggulangan kebakaran hutan diperkirakan mencapai 130 orang. Terdiri dari unsur Perhutani, masyarakat sekitar hutan ditambah TNI, Polri dan BPBD.

” Sistem komunikasi juga berjalan efektif. Jadi ketika terjadi kebakaran semua elemen bergerak. Intinya ada kesigapan dilapangan, ” ungkapnya.

Juanedi menegaskan sejauh ini pencegahan kebakaran hutan di Perhutani Bandung Selatan relatif sangat terkendali. Termasuk upaya antisipasi kebakaran dilahan masyarakat yang berbatasan dengan hutan.

Tak hanya itu, antipasi dilakukan pula dengan pemasangan berbagai plang himbauan termasuk untuk tidak membuang puntung sembarangan .

Dijelaskan Junaedi ada banyak kegiatan ekonomi masyarakat dikawasan hutan. Seperti budi daya kopi dan penyadapan getah pinus.

” Jadi kalau ada kebakaran jelas masyarakat tidak ingin kegiatan ekonominya terganggu akibat kebakaran hutan. Dan peran mereka sangat penting untuk keamanan hutan. Kalau ada gangguan hutan seperti kebakaran masyarakat itu spontan langsung memadamkan, ” pungkasnya.

Editor :Yaman Didu