LUWU-Pembangunan terminal tipe c yang berada di Kelurahan Sabe Kecamatan Belopa Utara tepatnya depan Kantor Dinas perhubungan Luwu hingga saat ini belum difungsikan. Padahal bangunan megah itu telah lama selesai.
Akibatnya sejumlah masyarakat bertanya-tanya alasan bangunan yang menghabiskan anggaran miliaran rupiah ini belum difungsikan.
Dari data yang dihimpun media, terminal ini sudah beberapa kali dianggarkan. Untuk penganggaran perencanaan dan pembangunannya sendiri sudah menelan anggaran sebesar Rp. 4.5 Miliar.
Kepala Dinas Perhubungan Luwu Supriadi mengatakan kendala terminal itu belum difungsikan lantaran jalan dan mubiler terminal belum ada, sehingga masih butuh waktu untuk difungsikan.
“Jalan dan mobiller belum ada sehingga kita perlu anggarkan lagi untuk memfungsikan terminal,” kata dia, Senin, 24 Juni 2024.
Sayangnya anggaran untuk jalan dan mubiler terminal itu tidak masuk dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran atau DPA Dinas Perhubungan tahun 2024, sehingga terminal itu dipastikan tidak difungsikan pada tahun 2024 ini.
“Saya sudah usulkan tetapi belum dimasukkan. Tahun ini, anggaran difokuskan ke Pemilu,” jelasnya. Supriadi mengungkapkan terminal itu membutuhkan sekitar Rp 3 Miliar lagi untuk pengadaan jalan dan mubiler.
Supriadi menambahkan bahwa terminal itu dikerjakan dalam 3 tahap, pembangunan yang ada saat ini masuk dalam tahap kedua dan tahap terakhir pembangunan jalan dan mubiler terminal.
Dirinya juga menjelaskan alasan terminal itu dibangun, ketika ditanya apakah anggaran sebesar itu digolontorkan bisa mendongkrak PAD Luwu apalagi angkutan umum tidak seramai dulu.
“Kalau mendongkrak PAD mungkin bertahap ya. Tetapi kita ini pelayanan. Jadi kita melayani para mobil angkutan umum agar tertata rapi juga teratur,” tambahnya.
Supriadi juga mengungkapkan jika sementara terminal itu dijadikan sebagai kantor bawahannya – kantor pegawai sub bagian terminal agar terminal itu terlihat ada aktivitas.
“Kalau perawatannya masih ditanggung kontraktor yang mengerjakan. Saya juga meminta pegawai sub bagian terminal berkantor di sana,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua FP2KEL Ismail Ishak turut berkomentar terkait pembuatan terminal yang belum difungsikan ini.
“Sudah telan anggaran miliaran rupiah kok tidak difungsikan, lagian apa urgensinya membangun terminal saat sekarang ini diera digital” ucap Ismail.
Ismail menuturkan jika ada permintaan anggaran tambahan sebesar Rp 3 miliar itu adalah bentuk dari pemborosan.
Saat ini sudah jarang bahkan hampir tidak ada lagi kendaraan umum yang masuk terminal jika terminal itu berada di kabupaten.
“Apalagi sekarang, warga lebih suka menggunakan kendaraan yang dipesan secara online. Di Luwu ini sudah ada beberapa penyedia kendaraan online” ungkapnya. (*)