CIANJUR – Petani di beberapa desa di Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, tengah menghadapi musibah serius. Serangan hama wereng yang sporadis dalam beberapa hari terakhir telah menyebabkan sawah terancam gagal panen, meninggalkan kerugian besar dan kecemasan mendalam bagi para petani.
Kondisi ini diperparah dengan siklus kemarau basah yang memicu perkembangbiakan hama secara masif. Musibah ini pertama kali dilaporkan oleh para petani kepada Gerakan Tani Syarikat Islam (GERTASI) Kabupaten Cianjur.
Ketua GERTASI Cianjur, Muhammad Toha, mengungkapkan bahwa pihaknya menerima informasi terkait serangan wereng di beberapa desa di Karangtengah.
“Sedikitnya ada Lima desa yang terkena dampak serangan wereng ini meliputi Desa Sukamanah, Sindang Asih,, Sukamantri, Langensari, dan Sukataris, semuanya berada di Kecamatan Karangtengah,” ujar Toha
Persawahan Yang Siap Panen.!
Menurut informasi, kata Muhammad Toha, hama wereng ini menyebar dengan cepat dan telah menyerang area persawahan yang siap panen, menyebabkan kerugian yang signifikan bagi para petani.
Sementara itu, Koordinator Penyuluh Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Karangtengah, Munirul Iman, membenarkan kejadian ini.
“Betul Pak, jadi untuk Karangtengah kita ya boleh dikatakan kena musibah ya, musibah karena kita ada beberapa daerah yang terkena ada spot- spot yang terkena hama wereng,” ujarnya saat di konfirmasi, pada Rabu 11Juni 2025.
Munirul menjelaskan bahwa serangan wereng ini merupakan bagian dari siklus hama yang biasanya terjadi setiap lima tahun. Namun, yang mengkhawatirkan adalah siklus kali ini datang lebih cepat, yakni hanya dalam kurun waktu tiga tahun. “Sekarang lebih cepat Pak, sekarang tiga tahun ada lagi,” ungkap Munirul.
Hama Penyakit Generatif Tinggi.!
Salah satu penyebab utama dipercepatnya siklus ini adalah kondisi kemarau basah dengan curah hujan yang tinggi. “Curah hujannya tinggi sehingga hama penyakit generatif tinggi,” tambahnya.
Hingga saat ini, BPP Karangtengah telah mengidentifikasi beberapa spot lokasi yang terkena serangan wereng. Upaya pengendalian sebenarnya sudah dimulai sejak bulan Mei, namun cakupannya belum maksimal.
“Dari awal kita mulai dari Mei sebenarnya sudah ada pengendalian Pak, cuma itu tidak tersentuh semua mungkin,” jelas Munirul.
Pertemuan dan sosialisasi kepada petani pun sudah dilakukan untuk memberikan pemahaman dan upaya penanggulangan. Bahkan, ia menyebutkan bahwa upaya pengendalian telah digerakkan sejak tanggal 15 dan 23 Mei di lokasi-lokasi terdampak. Serangan wereng kali ini memiliki karakteristik unik, di mana hama cenderung bermigrasi.
“Kalau kita lihat ini, karena itu posisinya perbatasan dengan kecamatan Cilaku, itu memang migrasi Pak, jadi pindah itu kondisi hamanya. Jadi yang awalnya sudah kena sudah panen, itu berpindah bergeser,” papar Munirul.
Kecepatan penyebaran hama ini sangat tinggi, bahkan dalam hitungan hari saja dampaknya sudah luar biasa. “Kalau ada hama yang begitu sporadis itu sehari dua hari itu dampaknya luar biasa,” tegasnya.
Area yang paling parah terdampak di salah satu titik mencapai sekitar 400 meter persegi, meskipun spot-spot lain juga ditemukan. Yang membuat petani semakin terpukul adalah rata-rata kondisi persawahan yang diserang sudah mendekati waktu panen.
“Saya melihat dari beberapa desa yang terkenal itu rata-rata kondisi ini sudah mendekati panennya,” kata Munirul. Akibatnya, banyak petani yang terancam mengalami kerugian panen secara total.
Dalam menghadapi krisis ini, BPP Kecamatan Karangtengah telah melakukan berbagai upaya. Yang pertama adalah sosialisasi dan penyuluhan kepada petani melalui grup-grup komunikasi, terutama grup WhatsApp.
“Sudah kami sampaikan bahwa ini mesti diantisipasi dan apabila ini ada indikasi seperti itu, mohon secepatnya menghubungi kami,” terang Munirul.
Namun, ia mengakui adanya keterbatasan sumber daya. “Petugas di kami ini kan desa 16, petugasnya cuma 8 orang, dan yang khusus menangani OPT cuma satu orang,” keluhnya.
Meskipun demikian, BPP berupaya semaksimal mungkin untuk menanggapi laporan dan melakukan gerakan pengendalian, salah satunya melalui penyemprotan.
“Paling tidak kami sudah menyampaikan informasi penyuluhan, kalaupun misalkan perlu penanganan lebih lanjut, ya sekuat tenaga kami mengadakan gerakan pengendalian dengan melalui penyemprotan,” jelasnya.
Area Dalam Satu Hamparan Rusak Total.!
Jika stok insektisida atau pestisida tidak mencukupi, BPP akan mengajukan permohonan bantuan kepada dinas terkait. Mengenai perhitungan kerugian petani, Munirul mengakui bahwa hingga saat ini belum ada data pasti. Artinya, tidak semua area dalam satu hamparan rusak total, melainkan bersifat spot-spot.
Selain mengandalkan upaya internal, BPP Karangtengah juga merangkul pihak swasta, termasuk perusahaan- perusahaan produsen pestisida dan insektisida, untuk terlibat dalam penanggulangan hama ini. Harapan terbesar saat ini adalah dukungan penuh dari pemerintah daerah.
Munirul menginformasikan bahwa Bupati Cianjur, jika tidak ada halangan, berencana untuk langsung meninjau lokasi terdampak hari ini. Kunjungan ini diharapkan dapat mempercepat penanganan dan memberikan solusi konkret bagi para petani yang sedang menghadapi cobaan berat ini.
Kondisi darurat hama wereng di Karangtengah memerlukan perhatian serius dan tindakan cepat dari berbagai pihak untuk mencegah kerugian yang lebih besar dan menjaga ketahanan pangan di wilayah Cianjur. (dkh/rik)