Jelajah Jurnalis Infonawacita, Hingga Naik Rakit Cibuni Agrabinta-Cidadap

Spread the love

CISEL – Warga Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur, khususnya warga Desa Bunisari dan Mulyasari yang hendak menjual hasil bumi atau belanja barang-barang kebutuhan rumah tangga, mereka memilih pergi ke wilayah Cidadap Sagaranten Kabupaten Sukabumi, naik rakit, tidak ke wilayah Leles atau Kecamatan Agrabinta mengingat lebih dekat.

Kenapa demikian, bahkan mereka harus menyeberangi rakit Cibuni? Berikut penelusuran jurnalis Infonawacita dan keterangan Kades Bunisari Fadil Fauziah!

Sore menjelang maghrib jurnalis Infonawacita harus menyeberangi sebuah rakit sungai Cibuni, itu setetelah ada keperluan dan melakukan perjalanan daerah Ramai, yang melewati Kecamatan Agrabinta-Cidolog-Gepluk hingga Kota Sagaranten.

Saya pikir, menuju pulang ke kampung halaman (wilayah Leles) memang bisa lewat terminal Cidadap-Jembatan Cibungur-Padaasih Cijati. Namun sore itu waktu sudah menunjukan pukul 17.00 WIB. Jurnalis ini coba memutuskan untuk mengambil jalan alternatif, yakni melintasi jalan Cidadap-Bunisari lalu naik rakit sungai Cibuni.

Dari terminal Cidadap sampai sebuah penyeberangan rakit Cibuni berjarak sekitar 7 km. Kondisi jalannya lumayan merepotkan alias jelek. Pasalnya, beberapa km badan jalan aspal, sebagiannya sudah mengelupas dan rusak. Lebih ekstrim posisi jalan menurun, sekitar 2 km untuk sampai lokasi Cibuni, untuk naik rakit.

Dalam pikiran saya bahwa alat transportasi berupa rakit bambu ini menjadi andalan warga Kecamatan Cidadap, Kabupaten Sukabumi ketika melintasi Sungai Cibuni apabila ingin ke Bunisari dan Mulyasari Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur.

Baik warga Cidadap Sukabumi atau sebaliknya warga Desa Bunisari dan Desa Mulyasari, Kecamatan Agrabinta untuk bepergian, khususnya warga yang berpencaharian dari hasil bumi, atau saat mereka hendak menjual hasil bumi dan bertani. Demikian juga dengan warga lainnya yang ingin ke kota Sukabumi.

Alamat atau titik penyeberangan rakit berada di Kampung Tangkolo Muara Dusun Cibitung, Desa Hegarmulya menuju Kampung Ciparang, Desa Mulyasari berbatasan Desa Bunisari Agrabinta.

Menurut Kepala Dusun Cibitung Desa Hegarmulya Edi, selain menggunakan rakit ada dua lokasi penyeberangan lain dari Desa Hegarmulya menuju Desa Mulyasari. Dua lokasi itu berada di Kampung Muarajengkol menuju Kampung Legokyenang, namun di dua lokasi ini warga menyeberang menggunakan Jembatan bambu.

Menurut Edi, rakit bambu tersebut bisa dikatakan alat penyebrang yang aman dibanding jembatan bambu. Kendati disebutkan aman, namun ketika sungai meluap maka rakit tidak bisa digunakan. “Disaat banjir terpaksa tidak bisa menyebrang, warga yang mau melintas harus nunggu dulu beberapa jam,” ucapnya, Minggu lalu.

Sementara itu, Kepala Desa Bunisari, Fadil Fauziah mengatakan kondisi jalan menuju penyeberangan dan harapan warga, yaitu ingin jembatan kokoh yang bisa menghubungkan Agrabinta dan Kecamatan Cisadap Sumabumi.

Jembatan permanenen, lanjut Fadil Fauziah menjadi hal yang dibutuhkan warga Bunisari dan Mulyasari. Karena bukan akses jalan mobil, maka warga tidak muluk-muluk, cuma mau dibangun jembatan gantung oleh pemerintah.

“Kami pun sudah bersyukur jika ada jembatan gantung. Sebab hubungan antara warga Desa Hegarmulya dengan Desa Mulyasari dan Bunisari tak sebatas menjual hasil bumi saja, tapi ada ikatan saudara,” tutur kuwu terpilih 2019 lalu.

“Minimal ada Jembatan Gantung untuk memperlancar segala urusan baik komunikasi dengan keluarganya. Karena antara Desa Hegarmulya dengan Desa Mulyasari dan Bunisari ada sanak saudara. Kalau ada akses jembatan penghubung dari  seberang sana akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar,” pungkasnya, menambahkan. (Sar)