Pupuk Kujang Siap Operasikan Pabrik CO2 Cair Senilai US$ 7,4 Juta

Spread the love

CIKAMPEK,-, Wakil Menteri BUMN I Budi Gunadi Sadikin mengatakan dengan berdirinya pabrik CO2 cair ini diharapkan ketergantungan akan impor CO2 food grad akan berkurang. Selain itu ia juga mengapresiasi PT Rekind yang telah berhasil menyelesaikan pengerjaan proyek ini dengan baik.

“Dengan hadirnya pabrik CO2 cair ini merupakan terobosan untuk mengurangi impor CO2 food grade. Walaupun kita masih mempergunakan teknologi dari luar, ke depan diharapkan Rekind mampu mengadopsi teknologi ini yang akan meningkatkan komponen lokal,” tutur Budi kepada wartawan,

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Bakir Pasaman berharap produk turunan yang dikembangkan Pupuk Kujang ini dapat semakin meningkatkan daya saing perusahaan, terlebih pangsa pasar untuk produk CO2 cair masih sangat terbuka lebar.

“Hal ini sejalan dengan program kerja Pupuk Indonesia untuk lebih fokus pada diversifikasi produk yang dapat meningkatkan daya saing,” kata Bakir Pasaman.

Ia berharap Pupuk Kujang jangan berhenti hanya di pabrik CO2 saja, harus diteruskan dengan mengembangkan potensi lainnya yang inline dengan industri pupuk. Sehingga akan terbentuk cluster industri sendiri.

“Kerjasama antar anak perusahaan harus terus digiatkan, utamanya PKC dan Rekind yang hari ini  berhasil membangun pabrik CO2 di Cikampek,” ujarnya.

“Diluar ini Pupuk Kujang harus tetap menjaga core bisnisnya sebagsi pabrik pupuk,  harus terus mendorong program Agri Solution, membantu petani menjawab kebutuhannya sekaligus  menjamin masa depan Pupuk Kujang sendiri,” imbuh Bakir.

Direktur Utama Pupuk Kujang Maryadi menjelaskan, keberadaan pabrik ini bertujuan untuk memanfaatkan gas ekses dari proses produksi pabrik Kujang 1A dan 1B. Sehingga, menjadi produk CO2 cair yang memiliki nilai jual lantaran bisa digunakan oleh industri lainnya. Produk akhir pabrik berupa CO2 murni standard food grade ini sangat diperlukan oleh berbagai jenis industri.

“Dalam industri makanan dan minuman misalnya, CO2 murni digunakan untuk pembuatan minuman berkarbonasi, pengawetan makanan perikanan dengan dry ice, serta pemutihan gula. Tak hanya itu, CO2 murni ini juga bisa digunakan dalam industri manufaktur pengelasan, pemutihan kertas, fumigasi pada sektor pertanian, serta secondary oil recover,” kata Maryadi.

Pabrik yang memiliki nilai investasi US$ 7,4 juta ini berdiri di atas lahan seluas 1500 m2 yang pengerjaaannya telah dimulai sejak awal tahun 2019. Pabrik CO2 cair ini dibangun oleh kontraktor EPC PT Rekayasa Industri dan telah berhasil rampungkan proses pembangunan pada 15 Oktober 2020 lalu.

“Meskipun di tengah pandemi, semangat sinergi antara PT Pupuk Kujang dsn PT Rekayasa Industri yang merupakan anak perusahaan dari PT Pupuk Indonesia (Persero) dalam pembangunan pabrik CO2 cair dapat terselesaikan dengan baik” tutup Maryadi.

Dirut PT Rekind Alex Dharma Balen mengatakan dalam penyelesaian proyek ini, Rekind berpegang pada pengembangan kompetensi dan inovasi. Penyelesaian proyek ini juga sangat ditunjang oleh kuatnya semangat sinergi antara PT Pupuk Kujang selaku pemilik proyek dengan PT Rekind selaku kontraktor, beserta anak perusahaannya PT Rekayasa Engineering dan PT Tracon Industri.

“Langkah ini merupakan komitmen kami dalam mewujudkan hubungan kerja sama yang saling menguntungkan dan diyakini mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan dengan tetap memperhatikan prinsip good corporate governance (GCG) serta tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” ucap Alex.