CIANJUR – Sebanyak 30 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dari 14 sekolah di Kabupaten Cianjur memulai babak baru dalam hidup mereka.
Hari ini, Selasa (6/5/25), mereka resmi mengikuti program pendidikan karakter yang unik dan intensif di Barak Yonif Raider 300, Cianjur.
Program ini merupakan respons Pemerintah Kabupaten Cianjur terhadap maraknya kasus kenakalan remaja.
Pemandangan haru terlihat saat para siswa diantar langsung oleh orang tua masing-masing ke barak militer.
Perubahan Positif Bagi Anak Mereka.!
Kehadiran orang tua ini menjadi simbol dukungan penuh terhadap upaya pembinaan yang diharapkan dapat membawa perubahan positif bagi anak-anak mereka.
Bupati Cianjur, dr. Mohammad Wahyu Ferdian, menyampaikan apresiasinya atas kesadaran dan kepercayaan para orang tua.
“Kami sangat berterima kasih atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan. Program ini dirancang untuk membantu anak-anak kita yang sempat terjerumus dalam kenakalan remaja agar kembali ke jalur yang benar dan menjadi generasi yang berkarakter,” ujarnya.
Selama dua minggu ke depan, para siswa akan menjalani berbagai kegiatan terstruktur yang bertujuan untuk membentuk kedisiplinan, menanamkan nilai-nilai kebangsaan, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya perilaku positif.
“Materi pelatihan yang diberikan meliputi pembinaan fisik, pendidikan formal, pelatihan bela negara dan nasionalisme, serta penanaman nilai-nilai kedisiplinan,” terang Wahyu
Pendampingan Tim Medis.!
Wahyu menambahkan, selama masa pelatihan, para siswa akan mendapatkan fasilitas dan layanan yang lengkap, termasuk pemeriksaan kesehatan awal, pendampingan tim medis dan psikolog
yang selalu siap, serta dukungan dari berbagai pihak seperti Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Badan Narkotika Nasional (BNN), dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur, Ruhli Solehudin, mengatakan bahwa meskipun program ini bertepatan dengan masa ujian, kegiatan belajar siswa tetap menjadi prioritas.
“Kami telah menyiapkan guru-guru dari sekolah terdekat untuk memberikan pelajaran di lokasi pelatihan setiap pagi hingga siang hari,” jelasnya.
Setelah masa pembinaan di barak berakhir, para siswa akan dikembalikan kepada orang tua dan sekolah untuk kemudian dipantau perkembangannya selama lima bulan lebih.
Ruhli menegaskan Pemerintah Kabupaten Cianjur menanggung seluruh biaya program ini, yang saat ini masih dalam tahap pilot project dan belum melibatkan peserta perempuan.
Ruhli berharap, program ini dapat menjadi model efektif dalam mengatasi persoalan kenakalan remaja di Kabupaten Cianjur. (dkh/rik)